
sideka-fulur.desa.id: Fulur – Jumat 3 Februari 2017, Hujan yang terus menerus melanda Desa Fulur beberapa hari terakhir berdampak pada Longsor yang menimpa 7 Kepala Keluarga di Dusun Ropolete Desa Fulur kecamatan Lamaknen. Diantara Ketujuh Rumah yang terdampak Bencana Longsor Salah satunya adalah Rumah Kepala Desa Fulur Julianus Lesu Bau.
Pantauan pewarta fulur.desa.id di TKP nampak warga sudah mulai memindahkan barang-barang miliknya ke tempat yang lebih aman. seorang warga yang terdampak bencana ini yakni Petrus Mau yang baru membangun Rumah permanen pada tahun 2011 lalu nampak bersama beberapa warga dan anak-anaknya mulai memindahkan barang miliknya ke rumah tetangga yang lebih aman. Petrus menuturkan bahwa longsor ini mulai menimpa rumah kediamannya sejak hari Kamis tanggal 2 februari kemarin, dan hari ini adalah yang parah karena pintu rumah dan dinding sudah pecah dan rumah sudah hampir roboh, jadi terpaksa harus pindah karna takut. Selain Petrus Warga Korban Bencana lainnya termasuk Kepala Desa Fulur juga sudah mulai bersiap-siap untuk pindah.
Kepala Desa Fulur yang juga salah satu korban bencana ini juga membenarkan bahwa longsor ini sudah mulai terjadi dua hari lalu, tapi ia dan keluarga masih bertahan, Namun hari ini Kades dan keluarganya mulai memindahkan barang-barangnya ke tempat yang lebih aman. Mau tidak mau harus pindah karena rumahnya sudah tidak bisa dihuni lagi, dari kesekian rumah yang berada di lokasi longsor 2 rumah Milik Bapak Martinus Mau dan Bapak Petrus Mau sudah mulai roboh, tapi di rumah Kepala Desa Dapur serta Dinding rumah Juga Sudah mulai retak dan kalau hujan belum juga berhenti maka Malam ini atau besok pasti bisa roboh, kata Kades. Kades Juga menghimbau kepada warga di lokasi bencana agar segera mengungsi untuk mengatisipasi terjadinya korban jiwa.
Menurut warga di lokasi yang terkena bencana longsor tersebut pada tahun 1974 pernah terjadi Bencana Longsor besar yang mengakibatkan Rumah Sakit, Biara Susteran SSPS, serta SDK Fulur 2 rata dengan Tanah. Kades dan warga lainnya mulai membangun rumah di Lokasi tersebut pada Tahun 2001 dan baru terjadi longsor pada tahun 2011. Setiap tahun memang terjadi longsor di titik yang sama tapi warga memilih untuk tetap bertahan longsor tahun ini paling parah.
Selain merusak rumah warga longsor juga mengakibatkan Ruas jalan yang mengarah ke kantor desa fulur dan Desa Kewar putus dan tidak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4. Untuk sementara Kepala Desa dan warga korban bencana hanya bisa memilih untuk pindah karena rumahnya sudah tidak bisa dihuni lagi. Suri L.Eduard.
Tinggalkan Balasan